Senin, 13 Juli 2015

Erat Tanpa Teori



Setiap lembaran perjalanan pasti menyimpan kisah, dan lembar perjalanan sebagai seorang mahasiswi yang kini saya jalani pun demikian… lembaran ini melempar saya pada masa dimana harus bertemu dengan dua orang asing *yang asing saya apa mereka ya? *
Dua orang yang (sepertinya) persahabatannya cukup tersohor yee dikalangan kelas mereka mungkin…
yang entah seperti apa awalnya tiba-tiba saya nimbrung diantara mereka, ceritanya ikut dalam lingkaran persahabatan mereka tanpa formulir pendaftaran apalagi seleksi jadi anggota….
kisah itu dimulai saat mereka lagi berapi-api disemester IV, dan saya mahasiswi semester VI *korban cuti akhirnya nimbrung dikelas mereka* sejak saat itu saya tercatat sebagai kawan sekelas mereka, kelas yang sebenarnya kekonyolannya tidak beda jauh dengan kelas saya sebelumnya…
Sejak jadi bagian dari kelas mereka, saat itulah tiba-tiba saya jadi bagian dari mereka, dimulai dari lingkungan kampus, kemana-mana mulai bertiga sama mereka… masuk kelas duduknya bersama mereka, ke perpustakaan , ngadep dosen pun sama mereka…
Oh yeah, dari tadi kayaknya mereka, mereka dan mereka ajja nih… sok misterius bingiiitz sih mereka…
Jasni dan Fazria, itulah dua sahabat yang kemana-mana bersama, yang kini kususupi… Awalnya kebersamaan dengan mereka hanya dikampus *yaa kalo mereka sih kemana saja pasti bersama*, lalu seiring berjalannya waktu bukan hanya dikampus kami selalu bersama, kemana saja jadi selalu bertiga. Semua ntah diawali dari mana, yang jelas semua terasa berwarna, mereka menjadi warna baru dalam lembaran perjalanan sebagai mahasiswi… Menjadi bagian dari persahabatan mereka ternyata sulit lepas dariku… Jasni dan Fazria memang dua orang yang berbeda, *iyalah dari fisik ajje udah beda… Maap yeah, tapi benar kan demikian?* tapi perbedaan itulah yang (mungkin) menghantarkan kenyamanan…(✿◠‿◠)
Kemana-mana bersama mulai membuat saya kembali merasakan persahabatan *kenapa “kembali”? sebab saya juga punya sahabat semasa putih abu-abu*
Perbedaan seolah terkikis dengan kekonyolan yang selalu dihadirkan bersama, mulai dari pemikiran yang kadang saling berbenturan hingga ideologi yang memang sejak awal sudah berbeda tidak pernah terasa saat persahabatan tlah menyatukan kami, walau kadang ego memang sering menghantam pertahanan, tapi tiga kepala akan saling menyejukan saat hati mulai memanas… Beberapa kali badai memang hampir menggoyahkan pertahanan kami, ingin menang sendiri, merasa harus didengar, merasa tak lagi dianggap, hingga merasa asing diruang inipun telah terasa…
Pun badai tak lelah menghantam kami, saat persahabatan berada pada puncak kebersamaan…. ada saja hal yang datang menggoyahkan ikatan persahabatan yang telah terpupuk, namun (mungkin) memang sudah menyatu maka badaipun berlalu dan hanya meninggalkan evaluasi diantara kami…
Tugas kampus dikerjakan bersama, pun saat menjelang ujian ntah itu MID maupun UAS semua dipersiapkan bersama… dan siapa yang tidak tahu tentang eratnya persahabatan kami dikampus? *disini kadang kami merasa tenar dikampus…*
Praktikum Peradilan di Pengadilan Agama kami beda kelompok, tapi tetap saja magnet persahabatan tak bisa terleraikan, kami masih saja terus mencari cela untuk tetap bisa bersama, beda kelompok tapi selalu datang dijam yang sama, yang memisahkan kami hanya “meja kerja” di Pengadilan Agama saja, selebihnya? tentu kami tetap bersama…(✿◠‿◠)
Memasuki masa-masa perjuangan akhir, dimulai dari KKN yang memang kami tahu pasti akan terpisah, sebab Ketua Panitia KKN, Miss Nenden tercinta pasti sudah menyiapkan tempat berbeda untuk kami  bertiga yang beliau tahu tak pernah terpisahkan…
Benar adanya, saat pembacaan nama-nama anggota posko, kami terpisah. Alasan baik dari Miss Nenden bisa kami terima *agar membuka diri bergaul dengan kawan lainnya*…
Tapiii… apa yang terjadi? Jarak memang bukan alasan untuk kami, ada saja alasan untuk bisa bertemu… Mulai dari alasan mengantar undangan hingga alasan silaturrahim dengan posko lain menjadi kesempatan…
Puncaknya saat di Posko XII (posko saya tuh…) bikin kegiatan yang mengundang semua posko,… dan disinilah akhirnya kami bertiga kembali bertemu... tentu tidak melewatkan waktu untuk mengabadikannya dengan berpose didepan kamera…
Dua bulan terpisah ditiga Desa yang berbeda bukan berarti memecah persahabatan, kami tetap kembali bersama seperti tertarik magnet… Langsung kejar-kejaran dengan proposal skripsi, hingga seminar bersama *meski minus Fazria, karena dia sudah duluan sebelum KKN*
Namun keindahan itu kembali dihantam badai ego dan khilaf, saat saya Alhamdulillah dapat job (lagi) untuk MC disebuah acara buka puasa bersama disalah satu program pemerintah *sedikit promosi yeah* saat itu saya hanya menghubungi Jasni untuk ikut, dan tidak sempat menghubungi Fazria. Kostnya Jasni tidak jauh dari tempat tinggal saya, itulah alasan kenapa Jasni yang diajak dan khilafku adalah tidak menghubungi Fazria, akhirnya saat kabar ini sampai ke Fazria meledaklah emosinya… Marah dan bahkan ia tak mau lagi tahu tentang kami, hanya akan menghubungi kami untuk urusan kampus, itu sih katanya…
Jasnipun ikut emosi, mulai mengungkit keegoisan Fazria, dan saya? cuek sajalah, toh pasti itu hanya emosi sesaat dari Fazria, tapi ternyata diluar dugaan emosinya berlanjut hingga keesokan harinya, sayapun iseng buat status di BBM… sok pengen pergi dan merasa asing diantara mereka, namun saat buat status itu sebenarnya saya tertawa, sebab itu hanya agar mereka berhenti untuk masing-masing merasa benar dan tidak mau saling mengalah… 
Akhirnya, kami berdamai… Maaf yaa ZiaSni (Zia-Jasni)
*Sebenarnya ada kekhawatiran ketika mengetik status itu, takut dijawab oleh mereka “iya kamu memang orang asing, pergilah”, tapi syukur tidak seperti itu…
Kembali bertiga saat berjuang untuk ujian Komprehensif, ujian yang mengantarkan kami pada perasaan yang luar biasa tegang saat sebelum ujian dan sangat legah saat usai ujian, Alhamdulillah menjadi kalimat indah yang terus terucap dari lisan kami….
Dan hari ini, 14 Juli 2015 kami bisa sejenak menikmati hari tanpa beban dulu, sebelumharus kembali fokus menyusun skripsi…  Dan niat untuk bersama-sama menyelesaikan telah terikrar tak hanya dilisan, tapi dihati tentu tlah diikrarkan... semoga langkah semangat ini diberkahi oleh Sang Pemilik Kehidupan dan Jiwa yang lemah ini…(✿◠‿◠)
Tanpa teori tentang persahabatan namun selalu erat, itulah kami…
Bukan ungkapan maupun rangkaian kata tentang persahabatan yang diukir, melainkan memperkokoh ikatan yang ingin terus dan harus dilakukan…  semua terjadi atas izin Allah… 
Semoga ikatan persahabatan ini terus terjalin dan terjaga…(✿◠‿◠


---------------------------------------------------Ini Kami----------------------------------------


Foto Ini diambil usai Penyuluhan dan Pemeriksaan HIV/AIDS 
di Posko XII, Desa Kema III(✿◠‿◠)
(Ket: Fazria *Jilbab Merah*, Jasni *Pegang Buku*, Saya *Berkacamata* 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar