Jumat, 17 Juli 2015

Hadiah di Bulan Ramadhan ^_^



Maghrib dihari rabu,17 Juni 2015 Hilal Ramadhan terlihat… Pertanda bahwa bulan suci yang selalu dinantikan oleh setiap Muslim telah tiba… Memupuk amal, mempertebal iman, melatih diri… Muslim mana yang tidak bersuka ria menyambutnya? Bulan yang teramat dirindukan, bukan hanya sebatas momentum saja, melainkan karena keistimewaannya… Sebab ia yang benar merindukan Ramadhan, ialah ia yang merindukan kemuliaan bulan itu…
Ramadhanku kali ini menyajikan kisah yang berbeda… Mengukir sejarah yang tidak akan terlupakan dalam hidupku… Menurut orang lain ini biasa saja, tapi tidak untukku… Ramadhan 1436 H, hari kedua tepatnya Jum’at 02 Ramadhan 1436 H (19 Juni 2015 M) tercatat sebagai hari dimana perjuangan penyusunan skripsiku resmi bisa dimulai, hari ini adalah hari dimana proposal penelitian (skripsi)ku diseminarkan, dan Alhamdulillah diterima dan bisa dilanjutkan dengan beberapa tambahan pembahasan dari para dosen pembimbingku, Bapak Dr. H. Nassaruddin Yusuf, M.Ag. dan Bapak Drs. Frangky Soleman M.HI. (terima kasih Bapak-bapak atas kesediaannya untuk membimbingku).
Ini baru kisah pertama yang dihadiahkan Allah dibulan suci nan mulia ini…
Ahad, 19 Ramadhan 1436 H (05 Juli 2015 M) tercatat sebagai tanggal dimana Konferensi Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Utara yang ke – IX resmi dilaksanakan, hari ini terlihat senyum semangat dalam ukhuwah antara semua kader yang hadir, LPJ yang kami paparkan meski penuh kekurangan dan menuai banyak kritik tapi bisa diterima oleh Pimpinan-Pimpinan Daerah yang hadir. Hari ini bukan hanya sebagai hari sejarah pelaksanaan KONPIDA saja, tapi hari ini dua buku yang ku impikan akhirnya bisa ku miliki (Terima kasih Bapak Nurhadi Antoro *Ayah Nuha* yang telah mengirimkan bukunya dan Kak Fauzan A. Sandiah *PP IPM* yang telah membawa bukunya dari Jogja ke Manado).
Bukan hanya sejarah bahagia yang ditorehkan dihari Ahad, 19 Ramadhan 1436 H, tapi kekecewaanpun terukir hari ini… Kecewa pada adik yang begitu ku banggakan, Fatma Akase yang tidak hadir di KONPIDA, itu bagai mengiris tipis hatiku sebab alasan ketidakhadirannya tidak bisa diterima oleh nuraniku yang lama mengenalnya… Arrgghhhh… Fatma kau melukai hatiku, dek. Namun luka itu cukup terobati oleh semangat adik yang penuh keceriaaan dan optimis pada usaha yang disandarkan kepada Allah, Astin Sitti Husain. Seorang adik yang sebenarnya sudah lama ku kenal, namun baru tiga tahun belakangan benar-benar dekat denganku, bahkan menjadi seorang yang begitu peduli denganku layaknya saudara… Lalu keanehan Suryani Pomanto, seorang adik yang termotivasi dengan hadiah keberanian yang diberikan oleh IPM tercinta untuknya, seorang adik yang masih dalam proses mengenali dirinya dan tampak semakin semangat belajar sejak tercatatat sebagai Mahasiswi…*semoga tidak hanya diawal saja bersemangat* dan yah tentu karena kehadiran seorang adik yang ku kenal begitu cerewet, Rahmawati Potale. Ini yang sering ngilang karena rumahnya yang jauh dari peradaban *eh, perkotaan maksudnya (Maaf Amha :D) Serta kehadiran seorang yang tak mungkin ku lupakan, adik yang selalu mereka sapa Pangeran, Wahyu Darmawan Harissa. Yang ini pelukis lho… lukisannya keren-keren… Pokoknya Ahad kali ini perasaanku bercampur aduk…
Jika 19 Ramadhan perasaanku bercampur aduk, keesokan harinya perasaan konyol dan persahabatan yang terasa, hal ini bermula dari syarat yang ku ajukan kepada setiap yang mengajakku buka puasa bersama… Syaratnya biasa saja dan sangat wajar, yaitu tempat buka puasanya harus dekat tempat shalat (ntah itu Masjid ataupun Musholah) asal tidak desak-desakkan, tidak ngantri untuk shalat dan ada tempat yang kondusif untuk wudhu akhwat. Selasa, 20 Ramadhan 1436 H, agenda buka puasa bersama sahabat-sahabatku (Jasni, Fazria dan Rana). Syarat yang ku ajukan diterima, dan apa yang terjadi? Kami buka puasa bersama di Masjid dekat Gramedia *Kayak Musafir gitu ceritanya :D*. Itu benar-benar diluar dugaanku, syarat yang ku ajukan membawa kami pada kisah ini, buka puasa bersama di Masjid, tidak ada yang salah sih hanya saja tatapan orang-orang di Masjid tersebut membuat kami merasa berbeda. Ini pertama kalinya buka puasa bersama di Masjid seperti ini, terkesan kayak Musafir yang menyengajah buka puasa di Masjid. Yang membuatku merasa konyol bukan harus berbuka puasa di Masjidnya, tapi inisiatif sahabat-sahabatku itu lho, karena syaratnya didekat tempat shalat maka mereka memilih Masjid, itu bukan didekat lagi tapi sudah ditempat shalat…:D yaa… tapi hari indah itu bisa dinikmati dengan penuh nilai persahabatan.
Hadiah berikutnya dari Allah dibulan Ramadhan 1436H, terjadi dipekan terakhir bulan Ramadhan 1436 H, senin terakhir tepatnya. Hmmm… tanggal 26 Ramadhan 1436 H (13 Juli 2015) ini yang paling sulit untuk ku lupakan, hari dimana menjadi saksi betapa tegang dan gugup bisa menghilangkan hafalan *Astagfirullah*, hari ini jadwal Ujian Komprehensif. Sudah ku siapkan diriku dengan sebaik mungkin dan tlah ku serahkan segala kemungkinan pada Allah Swt. Insya Allah aku sudah siap dan memantapkan hati saat usai subuh dihari tersebut. Tapi apa yang terjadi? Karena suasana, betapa tegang dan gugupnya diriku saat sudah duduk berhadapan dengan dosen penguji MKDU (Bapak Drs. H. Muhammad Kasim, M.HI), pertanyaan pertama dimulai dan ku coba membunuh perasaan yang ku yakin kan melemahkanku ini… bisa terjawab dengan suasana hati yang semakin sulit ku kendalikan karena sejak awal Ujian Komprehensif adalah ujian yang paling ku takuti karena aku tidak yakin dengan diriku… Pertanyaan demi pertanyaan dilayangkan padaku, semua seputaran ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah ku persiapkan hafalannya, bahkan ada yang memang sudah sering ku bacakan dalam kegiatan IPM, tapi apa yang terjadi? Sebagian besar hafalanku lenyap begitu saja. Bahkan 7 ayat permulaan Al-Baqarah yang tidak asing lenyap begitu saja dari ingatanku, Astagfirullah… tapi Alhamdulillah meski demikian, ujian pertama bisa dilewati dan bisa dijawab meski sebelum menjawabnya harus susah payah ku tenangkan diriku baru bisa menjawab setiap pertanyaan dari dosen penguji. Ujian selanjutnya, harusnya MKDK tapi karena dosennya masih ada urusan diluar akhirnya MKK dulu yang ku ikuti, kali ini otakku seolah encer sekali, karena yang menguji adalah dosen perempuan yang cukup bersahabat dengan para mahasiswa (Kajur AS, Ibu Djamila Usup, S.Ag., M.HI). Yang satu ini pikiranku relax, jadi Alhamdulillah lancar tanpa kendala… Yang ketiga, ini yang harus ku tunggu sampai dosennya datang, salah satu dosen yang memang sejak semester awal selalu membuatku dagdigdug kalau ketemu apalagi harus kuliah dan ujian di MK Beliau, dan kali ini jadi dosen penguji MKDK… Huuufffttt….. ini sungguh mengujiku bukan hanya ujian pengetahuan MKDK saja, tapi ujian seberapa kuat aku duduk didepan Beliau, sanggupkah aku mengucap kata dihadapan Beliau? Bapak Baso Mufti Alwi M.Ag. dosen yang satu ini ku segani dan selalu membuatku dagdigdug karena metode mengajar dan pola pikirnya yang ku kagumi. Banyak juga mahasiswa yang sepertiku di kampus, hanya saja mungkin bedanya sampai detik ini meski rasa segan, gugup dan tegang selalu ada, namun aku ingin sekali belajar dari Beliau dan beberapa dosen seperti Beliau di kampus. Jreng… dan benar Beliau  mengujiku dengan soal problem solving, ku jawab saja semampunya. Dan Alhamdulillah tidak ada yang mengulang...  Alhamdulillah, terima kasih atas nikmat terindah dari Allah…

Itulah warna Ramadhan yang ku rasakan, Ramadhan membawa berkah keindahan, hadiah dari Allah, terukir sejarah yang insya Allah kan terkenang dan tak akan terlupakan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar