Kamis, 28 Maret 2013

Tarian sang mentari

Pagi tlah menyapa
fajarpun meenyingsing diufuk timur
seolah memberi isyarat pada sang bumi untuk memulai nyanyiannya
membawa aku ke lamunan terindah tentang hidupku
burung-burungpun berkicau menyadarkanku dari lamunan bersama sang pagi
akupun beranjak dari tempatku berdiri, berlari menuju taman nan indah
menyambut tarian sang mentari pagi ini

Aku berlari dan terus berlari
tak ingin ku lewatkan sedetikpun bahagianya pagi ini
sang mentari terus menari
menari menuju puncak hari ini

Perlahan tarian sang mentari menghapus titik-titik mungil embun
kicau burung dan hembusan anginpun seperti alunan musik nan riang

Embun semakin mengering,
Burung terus menyanyi,
Angin terus berhembus,
menghantar tarian sang mentari

Rabu, 27 Maret 2013

Aku dan Cahaya

Aku duduk di tengah kesuraman, sewaktu-waktu aku bisa menari sesuka hatiku, sewaktu-waktu aku termangu seolah kenistaan dalam kesuraman menjadi kawanku.
Dan tiba-tiba aku melihat sebuah cahaya di depanku, cahaya yang ternyata di dalamnya terlihat banyak orang yang tenang menjalani hidup yang teratur di dalamnya, yang tampak jauh dari kesuraman apalagi kenistaan yang sering aku temui.
Aku kagum dengan cahaya yang tampak itu, akupun beranjak dari tempat duduk yang suram ini, perlahan mendekati cahaya itu.
Tanpa sedikitpun keraguan aku masuk ke dalam sumber cahaya itu, aku berdiri disana, menari dengan keceriaan bersama mereka, aku di ajari banyak hal di dalam cahaya itu, hingga kemudian datang sebuah keistimewaan mendekatiku, yang sebenarnya ingin ku tolak, tapi kata mereka yang telah lebih dulu menghuni tempat itu aku harus menerima hal itu karena itu adalah amanah yang telah datang padaku, dengan mengumpulkan segala keberanianku dan yakin akan Sang Pelindung, aku akhirnya memberanikan diri menempati tahta itu.
aku menemui banyak ujian ketika tahta itu ku pegang, aku di cerca, di maki hingga aku di anggap tidak lebih dari sampah bahkan seekor hewan dimata mereka yang entah tidak suka denganku atau tidak suka dengan orang-orang sebelum aku, orang-orang yang telah memiliki tahta di satu kotak tempat dimana aku berdiri dan menari. ya kami yang bernaung di keindahan cahaya ini, punya tempat masing-masing berupa kotak-kotak yang memiliki tahta yang sama di masing-masing kotak. dan kotak-kotak itu kemudian bernaung pada kotak besar di atas kami. aku menerima cercaan dan makian itu ketika aku bertahta di kotak besar itu, aku tidak tahu apa salahku. akupun tidak pernah meminta untuk di beri tahta di kotak besar ini, karena aku sadar aku hanya bagaikan sebutir debu yang teramat kecil di antara batu-batu besar.
Aku berusaha untuk tidak terpancing, aku tetap menjadi diriku berusaha bangkit dan menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku, hingga cercaan dan makian itu letih menghujamku.
Semua mulai nyaman untukku, hingga akhirnya datang badai yang lebih besar menghujamku, aku coba untuk bertahan hingga tiba-tiba aku jatuh, aku jatuh karena fisikku yang melemah...
Aku butuh cukup banyak waktu untuk kembali, dan meski aku masih kondisi fisik yang lemah aku kembali berdiri, menari dengan perlahan, tapi tarian itu tidak lagi seindah dan selincah dulu. Kini tarian itu melemah, tidak ada gerakan indah seperti dulu, aku lemah. berdiri saja kadang aku bisa jatuh. Selama aku lemah sampai aku berusaha bangkit, ternyata banyak hal yang terjadi tanpa aku sadari, keadaanku dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Aku tidak bisa marah, aku hanya bisa berusaha untuk tetap tegas dan tidak lemah selemah fisikku. Hingga badaipun terus menghantam dan aku tetap berdiri tegak di atas keyakinan bahwa IA sedang menjagaku,... aku terus menari dan berlari menuju puncak yang ku cari dan perlahan aku beranjak meninggalkan cahaya itu dan mencari ketentraman tanpa kotak-kotak itu,,..

Sabtu, 08 September 2012

Sejarah Muhammadiyah Sulawesi Utara #1


Ada dua hal yang dapat dikemukakan mengapa Organisasi Muhammadiyah bisa berkembang keluar tanah kelahirannya yakni Yogyakarta. Pertama bahwa Organisasi Muhammadiyah Organisasi gerakan dakwah, sehingga kegiatan gerak kelihatan nyata dipusat kelahirannya, Yogyakarta. Kegiatan gerakan amal Muhammadiyah itu menarik perhatian bagi orang-orang yang datang dari luar Jawa ke Yogyakarta, maupun Perhatian dari para wartawan maupun penulis-penulis Islam yang dipulau Jawa. Hal yang kedua dengan adanya perubahan Anggaran Dasar Organisasi atau Statuta Muhammadiyah artikel dua (1936:23), yang diubahnya menjadi memajukkan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda.

Maka dengan adanya orang-orang dari luar Jawa yang telah memahami Muhammadiyah itu selama bertahun-tahun di Yogyakarta, mereka ini kembali ke daerah masing-masing membawa pengalaman tentang Muhammadiyah. Didukung oleh perubahan  artikel dua diatas, memberi kesempatan kepada organisasi Muhammadiyah untuk berkembang keseluruh Nusantara termasuk daerah Sulawesi Utara atau keresidenan Manado.

Ø  Masuknya Organisasi Muhammadiyah ke Daerah Sulawesi Utara dapat dikatakan melalui beberapa Jalur:

a.    Melalui pengalaman Putra-Putra daerah yang bersekolah di Yogyakarta. Mereka ini kembali kedaerah membawa pengetahuan tentang gerakan Organisasi Muhammadiyah dan berusaha mendirikan Muhammadiyah didaerahnya, seperti Jusup Otoluwa untuk Daerah Gorontalo.
b.      Mendatangkan guru-guru tersebut telah memiliki pengetahuan tentang gerakan Muhammadiyah itu. Seperti Sangir Talaud Mendatangkan guru-gukru agama Islam, yaitu, Mohammad Judi Wiryotaruno, yang akhirnya mendirikan Organisasi Muhammadiyah di Petta, Tabukan.
c.       Masuknya bacaan harian dan majalah dari Jawa kedaerah-daerah. Husdi Hamka (1988:12) mengemukakan bahwa harian-harian Islam waktu itu antara lain:

-          Sarikat Islam menerbitkan harian utusan Indonesia dibawah kepemimpinan H. O. S. Tjokro Aminoto di Surabaya;
-          Harian Bendera Islam, Harian Mustika diterbitkan oleh Haji Agus Salim dan Abdul Muis;
-          Majalah Suaara Muhammadiyah yang mulai terbit pada tahun 1920 di Yogyakarta. Oleh Muhammadiyah diterbitkan juga majalah Penyiar Islam, pancaaaran amal, harian adil, majalah Islam Raya dan As Siasah.
Melalui Pelabuhan-pelabuhan Laut Donggala, Poso, Luwuk, Gorontalo, Kwandang, dan Manado masuklah kapal-kapal laut dari jawa baik membawa barang-barang dagangan maupun bacaan-bacaan berupa harian dan majalah Islam di atas.
Dengan tiga jalur di atas baik dibawa oleh putra-putra daerah, mendatangkan guru-guru untuk pendidikan agama Islam maupun melalui bacaan harian dan majalah Islam, masuklah Muhammadiyah didaerah Sulawesi Utara yang pada mulanya di sangir Talaud pada Tahun 1928-an berkembang Muhammadiyah di daerah Sulawesi Utara, keresidenan Manado.

Sumber : Prof. Drs. Hi. Ibrahim Polontalo, Muhammadiyah di Sulawesi Utara 1928-1990, Karya Dunia Fikir ; 1995



# Bagi yang ingin tahu lebih lanjut tentang Sejarah Muhammadiyah Sulawesi Utara bisa membaca bukunya langsung atau tunggu posting selanjutnya yang akan saya tulis tentang sejarah Muhammadiyah Sulawesi Utara dengan sumber yang sama.
Dan Maaf jika postingan kali ini masih terlalu singkat. mohon kritikannya dari Ayahanda/Ibunda, Kanda/Yunda dan Teman-teman yang tahu tentang sejarah Muhammadiyah Sulawesi Utara, Silahkan tuliskan komentarnya guna untuk share pengetahuan.